27 Masjid dan Banyak Mushala di Hancurkan Dalam Agresi Israel

Wina – Infopalestina: Sahabat untuk Kemanusiaan Internasional atau Friends of Humanity International (HumanRights Organization) yang berkantor di Wina Austria, Selasa (20/01), mengeluarkan laporan tentang aksi-aksi pasukan Zionis Israel yang menghancurkan rumah-rumah ibadah selama agresi yang dilancarkan ke Jalur Gaza.

Organisasi HAM dunia ini dalam laporannya, sebagaimana diterima koresponen Infopalestina salinannya, mengatakan bahwa “selama serangan Israel yang mengenai banyak warga sipil Palestina dan lokasi-lokasi sipil Palestina lainnya, pasukan penjajah Israel secara sengaja, sebagaimana diakui para pejabat Israel, telah menggempur rumah-rumah ibadah di Jalur Gaza dengan rudal dan senjara beratnya, bersama orang-orang yang sedang beribadah di dalamnya di sebagian kejadian. Hal ini dilakukan Israel dalam perang menyeluruh terhadap Jalur Gaza.”

Organisasi ini memberikan data yang mendokumentasikan nama-nama dan lokasi 27 masjid yang dihancurkan oleh militer Israel sejak dimulai agresi ke Jalur Gaza pada 27 Desember 2008 lalu. Masjid-masjid tersebut disebutkan nama-namanya sebagaimana dikenal oleh orang-orang Palestina. Dijelaskan nama masjid, lokasi dan realita serangan yang terjadi di setiap masjid serta dampak yang ditimbulkan akibat aksi penghancuran Israel tersebut.

Organisasi HAM dunia ini juga menyebutkan puluhan masjid lain yang mengalami kerusakan lebih ringan akiabt serangan pasukan Israel ke rumah-rumah atau institusi-insititusi sipil yang bersebelahan dengan masjid-masjid di Jalur Gaza. Pasukan Israel juga menghancurkan banyak mushala (lebih kecil dari masjid) yang ada di gedung-gedung departemen, yayasan, gelanggang olah raga, kantor polisi dan di institusi-institusi sipil lainnya yang menjadi target gempuran dan bombardemen Israel.

Sahabat untuk Kemanusiaan Internasional mengecam serangan Israel terhadap warga sipil dan rumah-rumah ibadah. Pihaknya menilai, “Serangan terhadap masjid-masjid dan institusi-institusi sipil painnya oleh pasukan penjajah Israel merupakan penistaan besar terhadap kehormatan masjid, rumah ibadah dan institusi-institusi sipil.” Organisasi HAM dunia ini mengatakan, “Hal itu tidak aneh pada pasukan penjajah Israel yang terus melakukan kejahatan perang setiap hari terhadap rakyat Palestina. Dengan senjata-senjata berat, mereka menyerang anak-anak, kaum wanita, orang tua dan rumah-rumah yang aman dalam perang mereka terhadap orang-orang Palestina.”Apa yang dilakukan Israel saat ini, menurut organisasi HAM ini, selaras betul dengan apa yang dilakukan milisinya di tanah Palestina di wilayah green line pada tahun 1940-an yang lalu. Mereka menghancurkan ribuan rumah ibadah dan tempat-tempat sacral. Aksi-aksi semacam ini persis dengan aksi-aksi milisi Serbia yang melakukan pembantaian dalam perangnya terhadap rakyat Bosnia dan Herzigoslava pada tahun 1990-an lalu serta penghancuran yang mereka lakukan terhadap rumah-rumah ibadah di sana.”

Sahabat untuk Kemanusiaan Internasional mengatakan, “Klaim-klaim penjajah tentang adanya orang-orang bersenjata Palestina di dalam masjid adalah kebohongan.” Buktinya adalah “mereka yang berlindung di masjid-masjid adalah mereka yang rumah-rumahnya dihancurkan penjajah Israel, kebanyakan adalah anak-anak, kaum wanita dan orang tua.” (seto)
© copyright 2008. Ceriagames.com, a

Gaza Menuju Kematian, Akhir Sebuah Kehidupan

Implikasi rezim Mesir dalam mengadopsi proyek penjajahan Zionis terutama pada kasus blokade rakyat Palestina di Gaza, berujung pada penghukuman rakyat Palestina. Satu-satunya dosa atau kesalahan rakyat Palestina di Gaza adalah karena mereka menolak menyerah.

Pemerintah Mesirpun segera membangun tembok baja yang tujuan akhirnya untuk melindungi keamanan regional Mesir. Sebuah pertanyaan, apakah mungkin rakyat Palestina menjadi ancaman bagi Mesir, padahal sering kali rakyat Palestina menghadang gerilyawan Zionis yang dengan kemampuannya yang sederhana dapat mengobok-obok keamanan Mesir. Masalahnya tidak hanya sampai di sini, bahkan rezim Mesir berupaya mencuci otak sejumlah orang, bahwa Israel ingin menjadikan wilayah Sinai untuk relokasi warga Palestina. Inilah rencana musuh Zionis sebenarnya yang tentu siapapun diantara kita tidak ada yang terima ide negara alternative bagi Palestina.

Pemerintah Mesir melakukan penangkapan terhadap warga Palestina, pembunuhan atau penyiksaan. Mereka menerapkan hukuman khusus bagi warga Palestina, hingga tidak bisa naik banding atau peninjauan ulang terhadap vonis tersebut. sebagai prakondisi untuk vonis hukuman politik. Namun, pada saat yang sama, pemerintah Mesir rajin menggembar-gemborkan bahwa mereka para pelindung Palestina. Mereka adalah bangsa yang realistis dan moderatAkan tetapi, terkait dengan para pendukung perlawanan, satu-satunya cara untuk menghadapi pembunuhan sadis dan biadab oleh Zionis, pemerintah Mesir justru menangkapinya, menyiksanya dan menghukum para pahlawan perlawanan, karena mereka telah membantu perlawanan di Palestina. Sering kali Abu Gaith, menteri luar negeri Mesir, secara terang-terangan mengatakan, dirinya akan mematahkan setiap kaki rakyat Palestina yang berani menyeberangi garis perbatasan, walau hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Akhir-akhir ini, dan bukan yang terakhir, pemerintah Mesi melalui pasukan keamananya menyemprotkan gas beracun dan mematikan ke lubang terowongan yang biasa dilakukan rakyat untuk membeli kebutuhan pokoknya. Akibatnya, empat warga Palestina dikabarkan meninggal. Mereka juga menghancurkan sejumlah terowongan padahal di dalamnya masih ada beberapa orang manusia Gaza.

Pertanyaanya, kenapa rezim Mesir memperlakukan rakyat Palestina seolah-olah musuh yang mengancam keamanan ?. Sementara musuh sebenarnya, bebas mengobok-obok keamanan dan mengancam rakyat Mesir. Mereka berkonspirasi untuk mengambil hak rakyat Mesir terkait pengairan sungai Nil. Seperti Lieberman yang sebelumnya mengancam akan menghancurkan bendungan Al-Ali. Akan tetapi, masih saja mereka sambut dengan hangat dan dihormati setinggi-tingginya oleh pemerintah Mesir.

Perlawanan Palestina suatu ketika masuk dalam arena pertempuran pemilu internal di Mesir. Sejumlah calon kuat dan mumpuni yang berpeluang menang ternyata melakukan sejumlah kejahatan demi kepentinganya untuk memantapkan kedudukanya sebagai orang yang paling dekat dengan Amerika atau Israel. Dan untuk menambahkan kepercayaan ini, mereka akan melumuri tangan mereka dengan membasmi rakyat Palestina di Gaza. Seolah hal tersebut merupakan prioritas utama untuk menduduki tahta kemenangan di masa yang akan datang.

Tampaknya KTT di Sirte Libya kemarin, seolah menutup mata dari semua tindakan rezim Mesir dan menganggapnya sebagai urusan internal. Dari semua peserta KTT, tidak ada satupun yang walau dengan malu-malu mengungkapkan masalah tersebut. Mereka bahkan tak mau menghentikan normalisasinya dengan Zionis atau berhenti menekan tetangganya sesama bangsa Arab yang dianggapnya akan menghancurkan Mesir, sebagai imbalan atas tuntutan perdamaian yang mustahil terwujud.

Sesuatu yang harus diingat bangsa Arab, Gaza adalah bagian dalam perjanjian dengan Mesir. Artinya Gaza mengikuti Mesir dalam perjanjianya dengan Israel, hingga negara tersebut kembali menjajahnya pada tahun 1967. Dengan demikian seharusnya kemerdekaan Gaza harus dimulai dari Mesir. Tetapi ketika Mesir malah berperan dalam menekan pihak yang selama ini membela Mesir, maka tindakan tersebut merupakan kejahatan besar. Para syuhada yang meninggal kemarin akibat semprotan gas mematikan oleh keamanan Mesir. Sementara ia memberikan gasnya untuk kehidupan di Israel. Sangat kontras dan menyakitkan. Bukan karena persaksian dusta Arab atas kejahatan nazi terbaru yang memakai baju Arab. Namun untuk generasi yang akan datang yang akan merasakan terhina, akibat dikirimkanya bau kematian ke Gaza dan kehidupan bagi musuh Zionis. Bagaimana dunia akan menghormati, siapa pembunuh satu setengah juta manusia yang hidup di Gaza dan ditahan hak-hak makan maupun obat-obatannya ?.

Jika tiba masanya para sekutu menodai tempat suci kita dan ketika mereka memejam matanya dari kerusakan fondasi Masjid Al-Aqsha. Ketika mereka menghancurkan pemerintahan dengan darah rakyat musuhnya, karena mereka memilih untuk melawan. Apakah mereka telah melalaikan tanah Mesir untuk Mossad dan pasukan koalisi serta menyerahkan kemuliaan rakyatnya ?.
Telah tiba saatnya rakyat Mesir menyadari, bangkit dari aib, dan membuang ilusi keamanan regional. Tidak ada keamanan bagi Mesir, tidak ada pula kepercayaan, kedaulatan, kesejahteraan ketika system dirampas hingga sesuap makanan untuk hidup, termasuk sungai Nil. Seolah, penjajahan internal lebih dahsyat bagi kita di negara Kinanah (Mesir). Kita berharap pemerintah Mesir melupakan Palestina dan rakyat Palestina dan membebaskan mereka dari belenggu hitam. Akan tetapi pada saat yang sama, kami menyerukan rakyat Mesir ini agar tidak lupa dengan masalah kita semua, untuk membebaskan tanah airnya sendiri dari belenggu penjajahan yang mengangkangi kemulian Mesir dan hatinya. (asy)

Rencana Yahudisasi Baru di Selatan Al-Aqso

Alquds – Yayasan Al-Aqsha berhasil mengungkap sebuah proyek yahudisasi besar untuk mengubah daerah selatan Masjid Al-Aqsha, terutama daerah Darul Imarah al Umawiyah menjadi kawasan dan jalur Taurat dan Talmud yang berkaitan dengan kuil yang diklaim Zionis.

Yayasan Al-Aqsha menegaskan, Rabu (21/4), melalui kunjungan yang dilakukan dan pemantauan berkelanjutan, diketahui bahwa penjajah Zionis memulai sebuah proyek besar untuk meyahudikan secara total daerah selatan masjid al Aqsha, khususnya daerah Wadi Halwa.

Penjajah Israel telah memulai pembangunan untuk mengubah daerah ini mejadi jalur yahudisasi dengan nama “jalur suci (elmatahir) taurat” sebagai bagian dari jalur-jalur yahudisasi yang mencakup pagar-pagar Israel bersejarah di Kota Lama al Quds. Kata-kata “Elmatahir” adalah istilah dan penamaan untuk situs agama Yahudi yang – menurut klaim – melalui tempat ini dilakukan penyucian sebelum masuk ke dalam kuil.

Yayasan Al-Aqsga menegaskan bahwa proyek ini sudah didahului dengan pekerjaan penggalian luas yang berlangsung berbulan-bulan termasuk pencurian dan penghapusan fitur-fitur peninggalan Islam di kawasan itu. Hal ini sudah diungkap oleh Yayasan al Aqsha beberapa bulan yang lalu dan didokumentasikan dengan gambar, diikuti oleh pengumuman dari sebuah cabang yayasan Zionis yang mengklaim telah ditemukan peninggaran Yahudi di sana yang merujuk ke masa kuil yang pertama. Pengumuman ini diikuti langsung pelaksanaan rencana untuk mengubah daerah selatan Masjid Al-Aqsha menjadi jalur suci taurat.

Yayasan al Aqsha mengatakan penjajah Zionis beberapa hari yang lalu telah mulai melakukan pekerjaan pembangunan, termasuk pemancangan kayu dan tali, sebagai awal untuk persiapan dan penentuan jalur pariwisata di daerah Imarah Umawiyah yang terletak di belakang dinding selatan Masjid al-Aqsha, dekat dengan bangunan masjid Kibali dan mushala Marwani. Jalur ini dihubungkan dengan tangga yang dibangun dan dikembangkan oleh yayasan Zionis dan dibuka PM Israel “Ehud Barak” pada tahun 1999 sebagai bagian dari fasilitas kuil yang mereka klaim.

Beberapa hari yang lalu Israel memasang papan dengan gambar berwarna yang merupakan bagian dari rencana yahudiasi ini. Dengan judul (jalur suci – Haovl – taman nasional seputar pagar Jerusalem). Disebutkan abhwa operator proyek yahudisasi ini adalah “Otoritas Purbakala Zionis”, “Otoritas Taman dan Alam”, “Perusahaan Pengembangan Yerusalem Timur”, Pemerintah Kota Israel di Yerusalem”, dan “Departemen Pariwisata Zionis”. (asw/infopalestina)

Hamas Palestine

Hamas was created in 1987 by Sheikh Ahmed Yassin , Abdel Aziz al-Rantissi and Mohammad Taha of the Palestinian wing of Egypt ‘s Muslim Brotherhood at the beginning of the First Intifada , an uprising against Israeli rule in the Palestinian Territories. Hamas telah dibuat pada tahun 1987 oleh Sheikh Ahmed Yassin , Abdel Aziz al-Rantissi dan Mohammad Taha sayap Palestina Mesir ‘s Ikhwanul Muslimin pada awal Intifadah Pertama , pemberontakan terhadap pemerintahan Israel di Wilayah Palestina. Hamas launched numerous suicide bombings against Israelis, the first of them in April, 1993. [ 14 ] Hamas ceased the attacks in 2005 and renounced them in April, 2006. [ 15 ] Hamas has also been responsible for rocket attacks since 2001, improvised explosive device attacks, and shootings, but it reduced those operations in 2005 and 2006. [ 16 ] Hamas melancarkan banyak serangan bom bunuh diri terhadap warga Israel, yang pertama mereka pada bulan April, 1993. [14] Hamas menghentikan serangan pada tahun 2005 dan meninggalkan mereka di bulan April, 2006. [15] Hamas juga bertanggung jawab atas serangan roket sejak tahun 2001, improvisasi peledak perangkat serangan, dan penembakan, tetapi mengurangi operasi-operasi pada tahun 2005 dan 2006. [16]

In January 2006, Hamas was successful in the Palestinian parliamentary elections , taking 76 of the 132 seats in the chamber, while the previous ruling Fatah party took 43. [ 17 ] After Hamas’s election victory, violent and non-violent conflicts arose between Hamas and Fatah. [ 18 ] [ 19 ] Following the Battle of Gaza in June 2007, elected Hamas officials were ousted from their positions in the Palestinian National Authority government in the West Bank and replaced by rival Fatah members and independents. Pada bulan Januari 2006, Hamas berhasil dalam pemilihan parlemen Palestina , mengambil 76 dari 132 kursi di ruangan itu, sementara sebelumnya berkuasa Fatah pihak mengambil 43. [17] Setelah pemilu kemenangan’s Hamas, dan non-kekerasan konflik kekerasan muncul antara Hamas dan Fatah. [18] [19] Setelah Pertempuran Gaza pada bulan Juni 2007, para pejabat terpilih Hamas diusir dari posisi mereka di Otoritas Nasional Palestina pemerintah di Tepi Barat dan digantikan oleh anggota Fatah saingan dan independen. Hamas retained control of Gaza. [ 20 ] [ 21 ] On June 18, 2007, Palestinian President Mahmoud Abbas (Fatah) issued a decree outlawing the Hamas militia. [ 22 ] Israel then immediately imposed an economic blockade on Gaza , and Hamas launched Qassam attacks on areas of Israel near its border with Gaza. [ 23 ] Hamas rocket attacks ceased following an Egyptian brokered ceasefire that went into effect on June 19, 2008, but rocket attacks by other organizations continued despite action taken by Hamas to prevent them. [ 24 ] Two months before the end of the six-month ceasefire the conflict escalated after an Israeli incursion into Gaza on November 4 that killed seven Hamas militants which led to a renewal of Hamas rocket attacks [ 24 ] [ 25 ] and the 2008–2009 Israel–Gaza conflict began when Israel invaded Gaza in late December, 2008. [ 26 ] Israel withdrew its forces from Gaza in mid-January 2009, [ 27 ] but has maintained its blockade of Gaza’s border and airspace. Hamas memegang kontrol atas Gaza. [20] [21] Pada tanggal 18 Juni 2007, Presiden Palestina Mahmoud Abbas (Fatah) mengeluarkan dekrit melarang milisi Hamas. [22] Israel kemudian segera mengenakan blokade ekonomi di Gaza , dan Hamas meluncurkan Qassam serangan terhadap wilayah Israel dekat perbatasan dengan Gaza. [23] Hamas menghentikan serangan roket menyusul Mesir gencatan senjata yang ditengahi mulai berlaku pada tanggal 19 Juni 2008, tetapi serangan roket oleh organisasi lain terus berlanjut meskipun tindakan yang dilakukan oleh Hamas untuk mencegah mereka. [ 24] Dua bulan sebelum akhir enam bulan gencatan senjata konflik meningkat setelah penyerbuan Israel ke Gaza pada 4 November yang menewaskan tujuh militan Hamas yang menyebabkan pembaruan serangan roket Hamas [24] [25] dan 2008-2009 Konflik Israel-Gaza dimulai ketika Israel menyerang Gaza pada akhir Desember 2008. [26] Israel menarik pasukannya dari Gaza pada pertengahan Januari 2009, [27] namun tetap blokade atas’s perbatasan Gaza dan wilayah udara.
Melalui pendanaan dan manajemen sekolah, layanan kesehatan klinik , masjid , kelompok pemuda, klub atletik dan pusat perawatan hari, Hamas dengan pertengahan tahun 1990 telah mencapai sebuah “baik-berakar” kehadiran di Tepi Barat dan Gaza. [28 ] Sebuah diperkirakan 80% sampai 90% dari dana pendapatan Hamas kesehatan, kesejahteraan sosial, agama, budaya, dan jasa pendidikan. [29] [30] [31]

Hamas’s 1988 charter calls for replacing the State of Israel with a Palestinian Islamic state in the area that is now Israel, the West Bank, and the Gaza Strip. [ 32 ] However, in July 2009, the Wall Street Journal and Council on Foreign Relations reported an interview with Khaled Meshal , Hamas’s Damascus -based political bureau chief, where he stated that “Hamas was willing to cooperate with the United States on promoting a resolution to the Arab-Israeli conflict which included a Palestinian state based on 1967 borders provided Palestinian refugees be allowed to return to Israel and East Jerusalem be recognized as the Palestinian capital.” [ 33 ] [ 34 ] Piagam panggilan Hamas 1988 untuk menggantikan negara Israel dengan Palestina negara Islam di kawasan yang sekarang disebut Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza. [32] Namun, pada Juli 2009, Wall Street Journal dan Dewan Hubungan Luar Negeri melaporkan sebuah wawancara dengan Khaled Meshal , Hamas Damaskus politik kepala biro berbasis-, di mana dia menyatakan bahwa “Hamas bersedia bekerjasama dengan Amerika Serikat pada mempromosikan resolusi ke-Israel konflik Arab yang termasuk negara Palestina berdasarkan pada tahun 1967 batas disediakan Palestina pengungsi harus diizinkan kembali ke Israel dan Yerusalem Timur diakui sebagai ibukota Palestina. ” [33] [34]

Hamas has in the past described its conflict with Israel as neither religious [ 35 ] nor antisemitic ; [ 36 ] [ 37 ] the head of Hamas’s political bureau stated in early 2006 that the conflict with Israel “is not religious but political”, and that Jews have a covenant from God “that is to be respected and protected.” [ 35 ] There is a belief, though, that the Hamas Charter and statements by Hamas leaders have been influenced by antisemitic conspiracy theories . [ 38 ] Hamas di masa lalu dijelaskan konflik dengan Israel sebagai tidak religius [35] atau antisemitic ; [36] [37] kepala politik biro Hamas dinyatakan di awal tahun 2006 yang konflik dengan Israel “tidak religius tetapi politik”, dan bahwa Yahudi memiliki perjanjian Allah “yang harus dihormati dan dilindungi”. [35] Ada suatu keyakinan, walaupun, bahwa Piagam Hamas dan pernyataan oleh para pemimpin Hamas telah dipengaruhi oleh teori konspirasi antisemitic . [38]

Palestine Berdarah


Hari kelam dan berdarah yang belum pernah terjadi di Palestina sejak 41 tahun terakhir akibat serangan militer Zionis Israel yang tak berhenti hingga berita ini ditulis. Selama sehari itu, Sabtu (27/12) ada 230 orang Palestina gugur syahid dan sekitar 750 lainnya luka-luka, 200 diantaranya terluka serius.

Lebih dari seratus pesawat tempur jenis F16 milik Israel, Sabtu siang terus melakukan serangan udara ke seluruh wilayah Jalur Gaza dengan target 50 sasaran. Serangan ini bersamaan dengan terputusnya aliran listrik ke Jalur Gaza, berbagai jenis obat-obatan langka di rumah-rumah sakit, bahan bakar habis dan suplai makanan juga mengalami kelangkaan.

Direktur Umum ambulans dan emergensi di Gaza, Muawiyah Husnin, menegaskan bahwa jumlah syahid mencapai 230 orang dan sekitar 750 lainnya terluka, 200 diantaranya terluka serius. Ia menjelaskan bahwa mayoritas korban adalah dari kalangan sipil, wanita dan anak-anak. Namun sumber-sumber lain memperkirakan jumlah syahid bisa mencapai 350 orang.

Muawiyah mengatakan disana masih ada 15 syahid yang tidak dikenali identitasnya yang disebar di sejumlah klinik di Gaza. Ada 80 syahid, tambah Muawiyah, tiba di rumah sakit dalam keadaan tak utuh. Sementara puluhan korban lainnya masih berada dibawah reruntuhan bangunan yang roboh akibat gempuran jahat Zionis Israel.

Masih lanjut Muawiyah, jumlah syahid ini bertambah akibat korban yang tertimpah reruntuhan bangunan mulai ditemukan. Ia menegaskan serangan udara Zionis Israel, masih berlangsung hingga pagi dini hari ini waktu setempat, Ahad (28/12).
Kepala emergensi ini mengisyaratkan langkanya obat-obatan dan pertolongan pertama bagi korban berikut bahan-bahan operasi bagi korban yang memerlukan operasi cepat juga langka. Untuk itu, ia menghimbau negara-negara Arab dan persatuan-persatuan dokter untuk mengirim obat-obatan langsung ke Jalur Gaza.Sejumlah negara langsung bereaksi melihat serangan brutal rezim Zionis Israel ke Jalur Gaza. Uni Eropa, Rusia Perancis mendesak Israel untuk menghentikan serangannya. Inggris menyatakan keprihatinannya, sedangkan AS meminta Israel agar menghindari jatuhnya korban di kalangan warga sipil di Gaza.

“Rusia meyakini, pentingnya menghentikan segera serangan luas ke Jalur Gaza yang telah menimbulkan banyak korban jiwa dan penderitaan bagi rakyat Palestina,” kata Menlu Rusia dalam pernyataannya hari Sabtu (27/12).

Di Prancis, Presiden Nicolas Sarkozy mendesak Israel untuk menghentikan pengerahan pesawat-pesawat tempurnya yang telah membombardir markas-markas Hamas dan kantor-kantor polisi di Gaza. Meski demikian, Sarkozy dalam pernyataannya terkesan menyalahkan Hamas sebagai biang keladi atas serangan Israel ini.

“Presiden Prancis mengungkapkan keprihatinan yang dalam atas eskalasi kekerasan di selatan Israel dan di Jalur Gaza. Ia mengutuk keras provokasi yang tidak bertanggung jawab yang menyebabkan situasi ini terjadi dan penggunaan kekerasan yang berlebihan,” demikian pernyataan yang dirilis kantor Sarkozy.Sementara dari dunia Arab, pemimpin Libya Muammar Gaddafi yang pertama kali melontarkan kecaman atas serangan brutal Zionis Israel ke Jalur Gaza. Ia menyerukan dunia Arab mengambil sikap tegas terhadap Israel dan mendesak agar perbatasan-perbatasan di Gaza dibuka.

Sementara itu, helikopter-helikopter Israel masih melayang-layang diatas wilayah Gaza setelah membantai lebih dari 180 warga Gaza. Dipekirakan jumlah warga Gaza yang gugur syahid akan bertambah karena masih ada ratusan orang yang mengalami luka-luka berat dan ringan.

Pada saat yang sama, militer Israel menyatakan masih akan melakukan operasi militer lagi ke Gaza dan kemungkinan serangan yang akan dilakukan lebih besar dari serangan hari ini. Israel menargetkan serangannya ke utara dan selatan Gaza, terutama kota Khan Younis dan Rafah yang diklaim sebagai basis utama Hamas.

BBC melaporkan, rumah-rumah sakit di Gaza penuh dengan para korban. Padahal rumah-rumah sakit itu tidak memiliki banyak persediaan obat-obatan akibat blokade Israel ke Jalur Gaza. Sedangkan masjid-masjid di Gaza melalui pengeras suara menghimbau warga Gaza yang selamat untuk mendonorkan darahnya guna membantu para korban luka.
Duka Gaza adalah duka bagi umat Islam sedunia. Menjelang tahun baru umat Islam, saudara-saudara kita dizalimi oleh rezim ilegal Zionis Israel. Selayaknya kita memanjatkan doa buat warga Gaza dan merenungkan kembali seberapa jauh kita mengingat penderitaan saudara seiman kita di Jalur Gaza.

Sesungguh perlawanan ini tidak boleh berakhir, kita tidak boleh menyerah. Hapuslah semua airmata kalian, kuatkan diri kita..inilah fase perlawanan Islam yang harus dihadapi oleh mereka yang yakin kepada janji Allah, bahwa setiap darah yang tertumpa dan nyawa yang menjadi korban harus dibayar dengan harga setimpal! Omong kosonglah semua retorika sebagian aktivis di indonesia yang mengatakan bahwa perjuangan di Palestina harus dialihkan dari perjuangan Senjata ke perjuangan Intelektual (baca:kompromi demokrasi). Senjata adalah puncak dari keimanan kita. Jihad adalah Perang! dan Jihad tidak mengenal kompromi

“Darah dibalas dengan darah…” Fawzi Bahroun juru bicara HAMAS dengan tegas menyatakan sikap perlawanan. Inilah duka yang telah menjadi sumber energi kita untuk tetap konsisten dalan risalah Jihad ini. Inilah jalan terbaik bagi mereka yang merindukan kehidupan abadi di Surga Allah Swt.

Tetaplah terus bergerak, mobilisasi segenap tenaga dan dana. bangun semua ruang komunikasi. Demi Allah..JANGAN TUNGGU KONSER KONSERAN PALESTINA UNTUK MENGGALANG DANA DAN MENGGERAKKAN OPINI TENTANG PALESTINA! JADIKANLAH DIRI KALIAN MEDIA PERLAWANAN ITU! JADIKANLAH DIRI KALIAN PENGHUBUNG AKSES KOMUNIKASI UMAT YANG TERPUTUS KARENA KEPALSUAN MEDIA! KELUARKAN DANA KALIAN SALURKAN MELALUI REKENING PALESTINA TERDEKAT DI KOTA ANDA! BERGERAKLAH! LAWAN SEMUA KETERBATASAN KITA! BERONTAKLAH DISETIAP KETERBATASAN KALIAN! BANGUNLAH DARI TIDUR TIDUR KALIAN!

Palestine News

“Semakin sering kita diserang, semakin kuat kita melawan,” kata Ahmed Hussein, 25 tahun. (At Cairo Hospital, Injured Palestinians Increasingly Voice Support for Hamas, Washington Post, 14/01). Hussein adalah salah satu orang dari 260-an orang Palestina yang dirawat di Kairo Mesir.

Masih menurut Washington Post, ribuan warga Mesir mengunjungi para pasien dari Palestine itu. Orang Mesir menganggap mereka sebagai pahlawan. Banyak karangan bunga, makanan dan minuman, mainan anak, dan amplop berisi uang yang terus mengalir dari para simpatisan Mesir.

Sumber medis Palstina menyatakan 70 orang meninggal pada Kamis ini. Korban-korban ini menambah akumulasi korban hingga 975 orang. Sementara yang luka-luka ada 4400 orang. (Fighting rages in Gaza as toll nears 1,000, Agence France Presse, 14/01)

“Kami telah melancarkan 2700 serangan udara lebih sejak 27 Desember lalu,” kata Letjen Gabi Ashkenazi, kepala staf tentara Israel. “Hamas melemah tapi tidak hancur. Mereka masih memiliki ribuan roket dan rudal.” kata satu perwira senior Israel. (Hamas May Survive Offensive, Israel Says, Washington Post, 14/01)